B ismillah, Dalam cerita fiksi, salah satu hal paling pokok adalah karakter . Tanpa karakter, tanpa pelaku, tak ada cerita. Bahkan dalam pertunjukan bisu (pantomim), karakter tak sekadar penting tetapi sangat krusial. Apa pun bentuk penyajian ceritanya, entah itu cerpen, novel, drama, pantomim, maupun sendratari, keberadaan karakter yang “hidup” sangat diperlukan. Lalu, yang dimaksud dengan karakter yang hidup itu yang bagaimana, sih? Secara gampang, karakter yang hidup berarti karakter yang dapat diterima keberadaannya dalam benak pembaca/penonton. Terkadang, ada pengarang yang menciptakan karakter super tanpa memiliki cacat, ini disebut karakter imba (kependekan dari imbalance alias tidak seimbang). Misalnya tampan, kaya, baik hati, tidak sombong, menghormati wanita, tidak pernah melakukan kesalahan..., sekalipun tidak memiliki "kekuatan super", karakter seperti ini juga termasuk imba. Karakter yang serba sempurna, yang tidak menunjukkan sisi “man...
tempat bermenung dan berceloteh