Salam~
Saya ingin bercerita...
Kemarin, kakak laki-laki saya datang ke rumah bersama istri
dan anak perempuannya yang masih berusia sekitar 3 tahun. Seperti biasa, Ayaya—anak
saya—selalu suka bermain dengan kakaknya itu. Banyak hal mereka mainkan. Berlarian,
naik mobil-mobilan, bermain mobil kecil, tutut (mainan kereta api), dan
sebagainya. Saya biarkan mereka bermain sementara saya mengetik di komputer. Sementara
itu, kakak dan kakak ipar saya mengawasi sembari mengobrol dengan Ibu.
Saat itu, mereka—dua balita itu—menemukan tempat pensil
milik saya. Saya bilang, nggak apa-apa kalau mau nulis-nulis. Saya berikan
selembar kertas bufalo A4 pada mereka untuk dipakai. Saya pun lanjut mengetik.
Tiba-tiba, terdengar suara kakak ipar saya, dengan setengah
berteriak. “Hei, jangan pakai tangan kiri!” katanya. “Pakai tangan kanan!”
Tak ada jawaban. Kakak ipar saya kembali meneriaki. “Pakai
tangan kanan gini, lho! Jangan kiri!”
Saya pun sadar, yang sedang diteriaki untuk menulis pakai
tangan kanan itu adalah Ayaya. Saat menoleh, saya lihat bocah 20 bulan itu
hanya menatap bingung sembari memegang pensil di tangan kiri.
“Biarkan saja, Mbak,” tukas saya seketika. “Dia memang
kidal, kok.”
Reaksi kakak ipar saya justru menertawakan. “Oh, memang
diajari nulis pakai tangan kiri, toh?” tukasnya sembari tertawa. Sementara kakak
laki-laki saya beringsut minggir sembari menahan tawa.
Tentu saja saya tersinggung. “Tidak,” kata saya tegas. “Saya
tidak pernah mengajarinya menulis pakai tangan kiri. TAPI saya tidak
melarangnya.”
Saya sebenarnya ingin menjelaskan banyak hal padanya (dan
orang-orang yang masih memandang miring kepada orang kidal). Akan tetapi, saya
pikir lebih mudah untuk menuliskannya di sini. Karena saya seorang penulis,
tentu. Saya merasa lebih nyaman ketika menyampaikan gagasan saya melalui
tulisan daripada berbicara langsung (yang, pada beberapa kasus, belum tentu
seseorang dapat menerima pernyataan secara langsung dan akan lebih memahami
suatu permasalahan dengan membaca, karena saat membaca mereka menjadi lebih
tenang sehingga mampu menyerap informasi lebih baik).
![]() |
source: pinterest |
#Awareness
Sebenarnya, saya sangat aware
(sadar diri) dengan paradigma masyarakat yang memandang sebelah mata pada
orang-orang kidal. Padahal, mereka yang kidal pun memiliki kelebihan-kelebihan
yang belum tentu dimiliki oleh orang kebanyakan.
Kepada Ayaya, saya mengajarkan dia untuk makan dan minum
dengan tangan kanan, memberi dan menerima barang dengan tangan kanan, juga salim dengan tangan kanan (iya, bocah 20
bulan itu sudah terbiasa salim bahkan
sejak belum bisa berjalan karena di rumah biasa ada anak-anak belajar, dan dia menirukan).
Tetapi, untuk menulis, mengangkat mainannya, dan aktivitas lain yang tidak
melanggar norma kesopanan, saya biarkan anak saya itu memakai tangan kirinya. Justru
jika dia dipaksa memakai tangan kanan, dia akan bingung.
Oh, saya tidak akan membahas mengenai norma agama, karena
bukan tempat saya membahas soal itu. Setahu saya, yang diwajibkan memakai
tangan kanan hanyalah saat makan dan minum. Untuk aktivitas lain, hanya
dianjurkan memakai tangan kanan dan jika memakai tangan kiri hukumnya mubah
atau boleh. Silakan baca sendiri referensi-referensi yang berhubungan
dengan itu.
#Jangan dipaksa
Di sini, saya akan membicarakan kaitan orang kidal dengan
kinerja otak. Kecerdasan orang kidal yang tidak sepatutnya dihambat dengan
memaksanya memakai tangan kanan. Karena jika dipaksakan, efeknya justru tidak
bagus bagi penyandang kidal itu sendiri, baik secara psikologi maupun prestasi.
Ada banyak contoh penyandang kidal yang prestasinya menurun
karena dipaksa menggunakan tangan kanan saat mereka kesulitan melakukannya. Saya
sendiri sekarang menjadi pengguna tangan kanan dan kiri moderat meski saat
kecil sebenarnya saya cenderung kidal. Karena dogma masyarakat jugalah saya ‘terpaksa’
memakai tangan kanan. Hingga sekarang, dalam beberapa aktivitas pokok saya
menggunakan tangan kanan (termasuk menulis) sementara untuk aktivitas-aktivitas
lain tangan kiri saya masih lebih dominan.
![]() |
source here |
Dilansir dari Kompas,
banyak kelebihan yang dimiliki anak kidal dibandingkan mereka yang tidak. Beberapa
di antaranya adalah anak kidal memiliki tingkat intelegent
quotient (IQ) di atas rata-rata. Mereka mampu berpikir secara holistis
ketika dihadapkan dengan segudang tugas dan kemampuan mereka dalam memecahkan
masalah dinilai sangat baik. Namun sayangnya, dikarenakan budaya dan tata cara
sopan santun banyak orang tua terutama di Asia, memaksa anak mereka yang kidal
untuk melatih dominasi kemampuan tangan kanan. Akhirnya, banyak kemampuan dan kelebihan
yang bisa dimiliki oleh anak kidal jadi tergerus dan lenyap begitu saja seiring
waktu. Pada banyak kasus, balita yang terlahir kidal tapi dipaksa menggunakan
tangan kanan, tumbuh menjadi seseorang tanpa prestasi karena kemampuan yang
tidak cemerlang, seperti diungkapkan oleh Dr. Nick Cherbuin, Neurolog dari Australian
National University.
#Orang-orang kidal berprestasi
![]() |
source: metrotvnews |
Dalam sejarahnya, banyak orang besar yang faktanya adalah left-handed atau kidal. Pelukis jenius Leonardo da Vinci, misalnya. Begitu juga penulis Mark Twain, komposer Mozart, ilmuwan Marie Curie, fisikawan Nikola Tesla, dan filsuf Aristoteles.
Selain itu, mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama, pendiri dan pemimpin perusahaan Microsoft Bill Gates, dan pemain bola Lionel Messi juga bertangan kidal.
Atau, tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Pak Bos saya, Wima Brahmantya, juga seorang kidal. Beliau seorang seniman dan budayawan dengan banyak prestasi (baca di Wikipedia).
Masih dari Kompas, preferensi penggunaan tangan menjadi manifestasi dari fungsi otak dan berhubungan dengan kognisi seseorang. Hal itu temuat dalam Journal of Clinical and Experimental Neuropsychology volume 35, tahun 2013. Orang kidal rata-rata menunjukkan otak kanan yang lebih berkembang, khususnya dalam memproses penalaran spasial, dan kemampuan memutar representasi mental dari objek.
Tidak hanya itu, korpus kolosum, buntalan sel saraf yang menghubungkan dua belah otak, cenderung lebih besar pada orang kidal. Kondisi ini menunjukkan bahwa beberapa orang kidal memiliki peningkatan konektivitas antara kedua belahan otak dan menjadi lebih unggul dalam memproses infomasi.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Tampaknya masih belum ditemukan penjelasan yang memadai. Namun, satu teori berargumen bahwa hidup di dunia yang dibentuk untuk manusia bertangan kanan memaksa orang kidal menggunakan kedua tangannya. Oleh karena itu, konektivitas kedua belahan otak menjadi lebih kuat.
#Hubungan antara orang kidal dengan kemampuan Matematika
Giovani Sala (kandidat
PhD psikologi kognitif di Univerisity of Liverpool) dan Fernand Gobet (Professor
of Decision Making and Expertise di University of Liverpool) melakukan
berbagai macam eksperimen kepada lebih dari 2.300 siswa SMP dan SMA.
Untuk menilai
kekidalan mereka, partisipan diberi kuesioner mengenai tangan mana yang
lebih suka mereka gunakan untuk menulis, menggambar, melempar, menyikat gigi,
dan hal lainnya.
Hasilnya,
sebagaimana telah dipublikasikan di jurnal Frontiers pada 9 Juni 2017,
menunjukkan bahwa orang kidal lebih unggul ketika menghadapi tugas yang
melibatkan pemecahan masalah, misalnya mengaitkan fungsi matematika dengan
kumpulan data.
Pola hasil ini juga
menjadi sangat jelas pada remaja laki-laki. Sebaliknya, saat menyelesaikan
persoalan matematika sederhana, para peneliti tidak menemukan adanya perbedaan
antara pengguna tangan kanan dan kiri. Secara rata-rata, mereka pun menulis
bahwa orang kidal terlihat lebih unggul dalam menyelesaikan tugas matematika,
setidaknya sampai tingkat SMA.
![]() |
source here |
#Kelebihan si tangan kiri
Banyak sekali
kelebihan pengguna tangan kiri. Berikut ini hanya beberapa di antaranya, yang
saya rangkum dari sumber ini
dan dari sini.
1. Lebih kreatif
Menurut Fabiola Priscilla Setiawan, M.Psi., psikolog anak
dan remaja yang berpraktek di Lembaga Psikologi Terapan UI, gara-gara
didominasi otak kanan, orang kidal jadi jauh lebih kreatif dibanding
orang-orang yang biasa menggunakan tangan kanan. Ini dikarenakan otak kanan
mereka lebih berkembang daripada otak kiri. Otak kiri fungsinya mengatur
hal-hal yang berhubungan dengan logika, sedangkan otak kanan mengatur hal-hal
yang abstrak seperti seni, bahasa, musik, dan emosi.
“Itulah sebabnya, orang-orang yang kidal biasanya mahir menggambar. Jadi, tidak heran kalau banyak musisi, pelukis, aktor, dan seniman yang bertangan kidal,” kata psikolog ini.
Akibat otak kanan lebih dominan, anak-anak yang kidal juga biasanya punya daya khayal dan imajinasi yang tinggi, yang membuat mereka jadi lebih kreatif dibanding anak-anak bertangan kanan.
“Itulah sebabnya, orang-orang yang kidal biasanya mahir menggambar. Jadi, tidak heran kalau banyak musisi, pelukis, aktor, dan seniman yang bertangan kidal,” kata psikolog ini.
Akibat otak kanan lebih dominan, anak-anak yang kidal juga biasanya punya daya khayal dan imajinasi yang tinggi, yang membuat mereka jadi lebih kreatif dibanding anak-anak bertangan kanan.
2. Kemampuan multitasking
Kelebihan yang dimiliki orang kidal ialah mereka memiliki kemampuan otak yang lebih cepat daripada orang normal. Dan, ini memengaruhi adanya kebiasaan multitasking yang dimiliki orang kidal. Para peneliti menemukan bahwa percakapan antara otak kiri dan kanan terjadi lebih cepat pada orang kidal.![]() |
source: wikia |
3. Ingatan memori yang baik
Studi menunjukkan bahwa memori yang dimiliki orang bertangan kidal memengaruhi kemampuan ingatan yang lebih baik daripada orang normal. Terutama untuk memanggil ingatan kembali (recall memory).4. Cerdas dan berpotensi jenius
Dari Guardian UK, orang dengan tangan kidal relatif lebih cerdas daripada bukan kidal. Orang kidal memiliki kemungkinan lebih besar untuk mejadi jenius. 20% dari jumlah anggota organisasi MENSA, sebuah organisasi untuk orang-orang dengan IQ tertinggi sedunia, dilaporkan kidal. Selain itu, 4 dari 5 desainer komputer Mac juga dilaporkan kidal.5. Memiliki respons yang baik
Orang kidal dapat merespons stimulasi (rangsangan) dengan lebih baik sehingga kebanyakan orang kidal jago bermain game. Mereka juga cenderung lebih atletis, memiliki kesadaran yang lebih spasial, dan berpikir lebih cepat. Menurut National Geographic, orang kidal lebih mudah mengontrol emosi dibandingkan bukan kidal.Nah, dengan segala potensi dan kelebihannya, apakah patut kita menghambat perkembangan satu individu dengan memaksa mereka mengikuti keinginan kita? Saya kira, itu bukanlah sesuatu yang baik untuk dilakukan. Terlebih, sesungguhnya norma kesopanan dalam masyarakat itu fleksibel. Selama anak kita tidak melakukan hal yang melanggar norma kesopanan, biarkanlah dia berkreasi, sekalipun menggunakan tangan kiri. Asal, tetap kita ajarkan untuk mengikuti norma agama seperti memakai tangan kanan saat makan dan minum, memberi dan menerima, serta memberi salam.
Haz, 31 Oktober 2017
![]() |
source: www.americangreetings.com |
Tahukah kamu? International Left Handers atau Hari Kidal Sedunia jatuh pada tanggal 13 Agustus. Peringatan yang dicanangkan sejak tahun 1996 ini dibuat untuk merayakan keunikan yang dimiliki oleh orang kidal di seluruh dunia. Meski demikian, perayaan tersebut belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Menurut saya seperti itu bukanlah suatu permasalahan. Malahan menjadi suatu hal yang spesial.
ReplyDeleteBetul sekali. :D
DeleteTrimakasih gan informasinya tambah elmu euy
ReplyDeleteSip~ :)
DeleteSaya penulis kidal
ReplyDeletetapi setelah masuk SMP saya mencoba untuk tangan kanan
dan sekrang bisa pakai dua duanya
tapi kalo pake sumpit gak bisa tangan kanan
masih tangan kiri
padahal sbnrnya gakboleh tp susah
kalau makan sebaiknya tangan kanan (eh, saya kadang ngemil masih pakai tangan kiri), :'D
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAku bingung ama orang2 yg suka bgt nyepelein org kidal.. Ini aku ama suami aja srg ribut cm gara2 si bungsu kidal mba. Aku mah malah seneeeeeng bgt pas tau anakku kidal. Krn buatku itu istimewa. Dia beda dr yg lain. Aku sendiri bisa nulis pake kiri dan kanan, tp memang slalu diusahaain kanan. Tp utk anakku yg bungsu ini aku ga bakal maksa dia utk pake kanan. Cm kalo lg ama papinya, lgs deh si papi ribut nyuruh dia pake kanan. Mungkin itu jg yg bikin s adek ga terlalu mau deket papinya :D.
ReplyDeleteNah, kalau si bocil ini malah saya maupun suami boleh2in pakai kiri. Eh, kakek-nenek nya yg pada ribut. saudara2 sepupunya juga. sayangnya, si bocil deket sama kakak sepupunya dan sekarang dia jadi pakai tangan kanan saat nulis. saat saya tanya kenapa nggak pakai kiri lagi, bocah 2 tahun itu malah nangis. kan, kasihan... :(
DeleteYes, I'm left handed-user too. *Toss
ReplyDeleteTos! :D
DeleteAssalamu'alaikum
ReplyDeleteKalau saya dominan menggunakan tangan kiri dalam hal apa pun, kecuali makan, minum, memberi, berjabat tangan, yang memang diwajibkan menggunakan tangan kanan,
saya dominan kiri sebenarnya bukan bawaan dari lahir, melainkan karena merasa kesulitan menggunakan tangan kanan setelah saya mengalami gangguan saraf pada bagian tubuh sebelah kanan,
Apakah menulis dengan tangan kiri akan mempengaruhi kehidupan sosial dalam dunia kerja misalnya?
Waalaikum salam,
DeleteBeberapa orang yang saya kenal (salah satunya saya sebut di atas) menulis dengan tangan kiri. Dan, mereka adalah orang-orang yang cukup dihormati. ^^