![]() |
memanfaatkan kaus bekas |
Sering sekali saya bilang bahwa saya lebih senang berbelanja buku daripada baju. Tapi, bukan berarti nggak pernah beli baju, ya.
Sebagai perempuan--dan sekarang jadi emak-emak lantaran sudah punya buntut, tetap saja saya bisa ngiler saat lihat baju-baju dipajang cantik di jendela kaca toko. Padahal, lemari di rumah sudah sesak. Bahkan, sampai nitip di lemari baju Pak Suami. Sudah begitu, setiap kali hendak bepergian, saya nggak bisa menahan diri untuk bilang, "Aduh, aku nggak punya baju!" 😆
Iya. Saya termasuk bagian dari "wanita itu begitu" seperti quotation di atas. Padahal, saya sering juga dapat lungsuran baju-baju bagus 'sekali pakai' dari kakak saya. 😂 😂 😂
Sudah begitu, mau melepaskan baju-baju yang sudah tak terpakai, kok, sayang, ya. Bahkan, kaos yang sudah ada sejak saya masih SD pun ada yang masih saya simpan, lho. Habis, masih muat, sih. #eh? 😅
Tapi... apa boleh buat. Setidaknya, baju-baju tak terpakai harus dialihfungsikan agar nggak menuh-menuhin lemari. Biasanya, setiap beberapa waktu, saya akan menyisihkan baju-baju layak pakai dan menghibahkannya kepada orang lain. Bisa kerabat atau tetangga. Sementara, kaus yang masih ada bisa dilakukan upcycle yaitu di-refashion menjadi sesuatu yang baru. Misalnya, menjadikannya karpet atau keset.
![]() |
menyulap kaus menjadi karpet cantik |
Bahan utama yang dibutuhkan adalah baju berbahan kaus yang sudah tak terpakai. Warna boleh campur/warna apa saja, atau dipilah satu warna seperti contoh di atas yang menggunakan warna-warna merah.
Baca juga:
[Tutorial] Menjahit Tempat Pensil dalam Waktu 10 Menit
[Tutorial] Step by Step Merajut Bunga 5 Kelopak
Selain kaus, kita juga membutuhkan tali. Saya memakai tali pramuka yang panjang (saya tidak tahu berapa panjang tepatnya, tapi di toko ada 2 pilihan yaitu 5 ribu/pendek dan 8 ribu/panjang). Alasannya, tali pramuka lebih empuk sehingga nanti jadinya karpet atau keset akan lebih empuk. Enak dipakai sebagai alas duduk juga. Anget.
Kita juga butuh gunting untuk menggunting kaus menjadi tali. Gunting tanpa terputus dengan lebar 2 cm.
Untuk merajutnya, kita butuh jarum hakpen ukuran 8-10 mm. Di sini, saya memakai jarum bambu ukuran 10 mm yang dapat dikasih oleh Mbak Ayu Retno--makasih banyak, ya, Mbak!--sebagai percobaan. Sedikit kebesaran, tapi masih lumayan. 😁
![]() |
alat & bahan: kaos bekas, tali pramuka, gunting, jarum hakpen |
Untuk merajutnya, pertama-tama buat rantai 3-4 saja lalu matikan (melingkar). Naik satu rantai (1 ch), selipkan tali pramuka dan buat tusuk tunggal (sc) 6-7 tusuk pada 'cincin' yang sudah dibuat. Matikan dengan tusuk selip/slip stitch. Naik lagi satu rantai (1 ch) dan buat masing-masing 2 sc pada setiap lubang di bawahnya. Matikan. Naik 1 ch, pada lubang pertama isi dengan 1 sc, lubang kedua dengan 2 sc, lubang ketiga 1 sc, keempat 2 sc, ... begitu seterusnya selang seling 1 sc dan 2 sc sampai lubang terakhir. Matikan.
Naik 1 ch. Masing-masing 1 sc pada 2 lubang pertama, 2 sc pada lubang ketiga, masing-masing 1 sc pada lubang keempat dan kelima, 2 sc pada lubang keenam, ... begitu seterusnya selang-seling 1 sc - 1 sc - 2 sc sampai ada lubang terakhir. Matikan.
Naik lagi 1 ch. Selang-seling 3 x 1 sc (1 sc pada 3 lubang pertama) dan 2 sc (pada lubang keempat) sampai lubang terakhir. Matikan.
Naik 1 ch. Ikuti seperti langkah di atas. Setiap naik satu baris, tambah 1 lubang yang diisi 1 sc.
Jika lingkaran mulai keriting/meliuk/nggak rata, berarti terlalu banyak isi. Untuk mengatasinya, gunakan teknik decrease yaitu mengurangi isi dengan cara melompati satu lubang setiap beberapa lubang.
Lanjutkan merajut sampai tali pramuka habis. Saya menghasilkan alas duduk/keset dengan diameter 47 cm atau 18,5 inci dengan sisa tali pamuka sepanjang 41 cm.
![]() |
karpet dari kaus bekas |
Taraaa...! Hasilnya adalah karpet cantik seperti gambar di atas. 😍 😍 😍
Mau mencobanya? 😇
*Haz, 12 Oktober 2017
Comments
Post a Comment