Assalamualaikum...
Selamat berjumpa lagi~ 😇
Kamu suka menulis? Sama, saya juga. Kamu ingin nulis novel? Saya juga. Kamu kesulitan menulisnya atau cerita kamu stagnan di tempat? Saya juga begitu. Tetapi, saya berhasil melewatinya. Kamu ingin bisa melewatinya juga? Coba ikuti tips berikut ini. Semoga berhasil! 😇
![]() |
source here |
#1 Tentukan genre
Genre apa yang ingin kamu tulis? Apakah misteri? Drama? Romance? Fiksi historis? Fantasi atau
fiksi ilmiah? Ada berbagai macam genre kepenulisan. Nah, sebelum memulai untuk
menulis, terlebih dulu tentukan genre. Genre ini juga tidak harus hanya satu
saja, ya. Genre gabungan seperti komedi romantis, komedi horor, drama thriller,
dan lain-lain pun boleh.
#2 Think Big
Pikirkan ide yang dramatis dan high-concept sehingga memacu untuk menampilkan tulisan terbaik.
Gagasan yang besar mendorong untuk bekerja lebih baik. Jika tidak mencapai
maksimum pun, hasilnya masih akan lebih baik dariada konsep yang biasa-biasa
saja. Tapi, tentu saja, jangan terlalu terpaku pada ide yang terlalu besar
sehingga sulit diraih karena itu justru bisa melemahkan keinginan untuk
melanjutkan cerita. Akibatnya, ide itu hanya akan jadi ide saja tanpa bisa
terealisasi dengan baik.
#3 Cintai tokoh utama
[baca: 5 Karakter yang Harus Ada dalam Novel]
Ciptakan tokoh utama yang simpatik, yang karakternya mampu membuat pembaca merasa simpati. Tokoh dengan kepribadian yang kuat mampu membuat pembaca terus bertahan untuk membaca kisahnya. Tokoh ini tidak harus seseorang yang sangat baik, tidak pernah membalas ketika disiksa, dan praktis bulliable. Tokoh utama yang bersifat antihero seperti Deadpool pun bisa menarik simpati pembaca. Atau, di novel serial Artemis Fowl, tokoh utamanya seorang ‘anak laki-laki’ jenius yang kaya raya dan memasuki dunia para mafia, bahkan memeras para peri yang dia ‘temukan’ rahasia mereka.![]() |
source here |
#4 Berikan lawan yang sepadan
[baca: 5 Karakter yang Harus Ada dalam Novel]
Tokoh utama yang baik, juga harus memiliki lawan yang sepadan. Beri juga alasan kenapa pembaca harus membenci musuh itu. Misalnya, Voldemort telah melakukan kekejian dan membunuh orang tua Harry, bahkan hendak membunuh Harry sewaktu masih bayi. Ugrawe dengan jurus Banjir Bandang Segara Asat adalah lawan yang sangat tangguh bagi Upasara Wulung di novel Senopati Pamungkas. Ada lagi komplotan hitam yang menjadi musuh utama Conan alias Shin’ichi Kudo. Semua karakter ini merupakan musuh yang sepadan bagi tokoh utama.#5 Capai target
Capailah target sesuai panjang cerita menurut genre yang
sudah dipilih. Cerita fantasi, fiksi ilmiah, atau fiksi sejarah biasanya
memiliki rentang yang lebih panjang dan alur cerita yang lebih kompleks.
Bagaimanapun, hentikan cerita jika target (tujuan tokoh utama) sudah tercapai.
Tidak perlu diulur-ulur lagi (seperti sinetron stripping) dengan tambahan-tambahan cerita yang justru bisa membuat
cerita jadi membosankan pada akhirnya. Novel serial yang panjang seperti Harry
Potter pun selesai setelah Lord Voldemort berhasil dihancurkan. Jika hendak
menulis cerita dengan semesta yang sama, bisa dibuat side story atau another story.
Contoh side story ini antara lain, Wild Beast and Where to Find Them (Harry
Potter), The Hobbits (LOTR), dan The Short Second Life of Bree Tanner
(Twilight Saga).
#6 Komplikasi konflik
Berikan tokoh utama subplot
yang menarik. Misalnya, saat dalam quest
mereka, dengan kejadian-kejadian yang bisa menjadi penguat konflik atau
petunjuk untuk penyelesaian konflik. Hal-hal seputar love interest juga bisa disisipkan dalam subplot ini.
#7 Kejutkan pembaca
Berikan setidaknya tiga kejutan kepada pembaca. Kejutan bisa
lebih dari itu, asal tidak berlebihan. Contohnya pada Harry Potter:
Kejutan pertama, Harry bicara dengan ular di buku pertama,
diketahui dia parselmouth di buku
kedua, dan bahwa dia salah satu horcrux
di buku terakhir.
Kejutan kedua, keberpihakan Severus Snape selama dalam
perjalanan buku.
Kejutan ketiga, rahasia kematian Dumbledore dan elder wand.
Dan masih banyak lagi kejutan dari buku satu sampai buku
tujuh.
![]() |
source here |
#8 Save the Best
Pecahkan misteri terpenting di akhir. Berikan petunjuk sejak
awal (true leads atau bisa juga misleading clues) tetapi simpan
pemecahannya hanya di akhir. Harry Potter bisa parseltongue sejak awal, tetapi kenyataan bahwa dia adalah horcrux dan harus mati baru ditunjukkan
di akhir, ketika Snape menyerahkan ingatannya.
#9 Gunakan POV yang tetap
Jangan beralih-alih POV karena itu bisa membingungkan
pembaca. Misalnya sejak awal menggunakan POV 1 dari sudut pandang tokoh utama,
lalu tiba-tiba berubah menjadi POV 3 serba tahu. Selain membingungkan,
perubahan POV juga bisa mengubah irama cerita. Perbedaan POV tentu memakai gaya
penuturan yang berbeda juga.
#Fokus pada action
Pusatkan pada gerakan atau tindakan. Ini hubungannya dengan
teknik show don’t tell [baca: Teknik Menulis Show don't Tell Dilengkapi Contoh]. Menulislah
dengan lebih banyak aksi sehingga pembaca bisa mengikuti setiap alur yang
tercipta.
Haz, 31 Oktober 2017
Ajarin ka... 😂😂
ReplyDeleteSaya juga masih belajar. Mari belajar sama-sama. ^^
Deleteterima kasih. Tulisan yang bagus.
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir. <3
Delete